Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) didalam sebuah Program Kerja

Perkembangan TIK menyebabkan Pemda Kabupaten Subang harus melakukan pembangunan yang lebih di bidang TIK  melalui program kerja yang dilaksanakan. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan seputar pembangunan bidang TIK berdasarkan program-program kerja instansi yang berwenang di bidang TIK (Diskominfo) se Kota/Kabupaten di Provinsi Jabar, penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk mengkaji program-program kerja tersebut. Permasalahannya adalah bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pembangunan bidang TIK di Kabupaten Subang, Jabar melalui program-program yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Subang. Tujuannya adalah ingin menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pembangunan bidang TIK.
Menurut Pearce dan Robinson dalam Thoyib (2005), dari hasil analisis SWOT organisasi akan menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai dengan strategi korporasi (corporate strategy), atau grand strategy, atau business strategy, serta menentukan tujuan jangka pendek atau tujuan tahunan (annual objective) yang akan dicapai dengan strategi fungsi atau strategi yang ditetapkan pada departemen (strategi jangka pendek juga disebut program tahunan) (Thoyib, 2005). Dalam menyusun evaluasi program, juga dapat dilakukan dengan analisis SWOT untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman organisasi. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan prioritas kegiatan yang perlu segera ditingkatkan (UNY, 2009).
Diagram Analisis SWOT
D
Pemerintah pusat sering menempatkan desa sebagai objek, sehingga program-program pemanfaatan TIK terkadang hanya sampai pada tingkat kabupaten atau kecamatan. Oleh karena itu, munculnya gerakan dari desa yang memanfaatkan internet, menjadi pelajaran bahwa inisiatif dapat dilakukan dari bawah (desa). Penelitian dilakukan melalui studi kasus dengan melakukan wawancara dan observasi di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui kondisi desa sebelum dan setelah memanfaatkan TIK, penggunaan TIK, dan manfaat yang diperoleh oleh desa dari pemanfaatan TIK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Panjalu telah mengadakan pelatihan TIK kepada perangkat dan kader desa. Penggunaan TIK terkait dengan dunia usaha sudah cukup lengkap dan informatif.  Situs web yang tersedia digunakan pemerintah desa untuk mempromosikan hasil pertanian, lokasi wisata, dan hasil kerajinan produk dari usaha kecil menengah. Dalam hal solusi e-government, sebagian besar masih di tahap informasi, dan sebagian kecil berada di tahap interaksi. Pemanfaatan TIK di Desa Panjalu digunakan untuk menyebarluaskan atau diseminasi informasi mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat oleh relawan TIK merupakan langkah strategis menuju e-literasi  dalam  meningkatkan kualitas kehidupan. Fokus penelitian adalah bagaimana   model pembelajaran yang efektif diterapkan pada masyarakat, sehingga transformasi informasi yang dilakukan relawan TIK mudah diserap (absorb the lessons). Untuk  membangun persepsi positif dalam pembelajaran, diperlukan studi kualitatif dengan  para pemangku kepentingan (stakeholder) di Kota Sukabumi berdasar kompetensi  empirik yang dimiliki, sehingga dapat memformulasikan model pembelajaran yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan  model pembelajaran dalam meningkatkan e-literasi, adalah dengan melakukan kolaborasi dan koordinasi secara sinergi dengan pemangku kepentingan  dan menyatukan misi pembelajaran, selanjutnya melakukan pemetaan berdasar karakteristik masyarakat, seperti minat belajar, kemampuan, dan gaya belajar. Pemahaman konseptual tentang teknologi pemberdayaan dan pembelajaran perlu ditumbuhkan, sebagai “instructional technology is the theory and practice of design, development, utilization, management ande valuation of processes and recourses for learning (Seels dan Riche, 1994)”, seperti digambarkan di bawah ini.
s
Dalam perkembangannya tergolong cukup baik, bahkan di tingkat Provinsi Jawa Barat mendapat penilaian komunitas TIK terbaik ke-3, bahkan sering dijadikan pilot project bagi kabupaten/kota lainnya.
SUMBER :
Budhirianto, S. (2016). MODEL PEMBERDAYAAN RELAWAN TIK DALAM MENINGKATKAN E-LITERASI MASYARAKAT DI KOTA SUKABUMI. Jurnal Penelitian Pos dan informatika, 6(1), 19-36.
Praditya, D. (2013). Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Menunjang Program Kerja. Jurnal Penelitian Komunikasi, 16(2).
Praditya, D. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Tingkat Pemerintahan Desa. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(2).